Pertimbangkan kebebasan sekolah kedinasan. Memilih Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK)—selanjutnya akan disebut sekolah kedinasan—adalah impian dari banyaknya siswa-siswa SMA untuk melanjutkan pendidikan mereka. Hal itu merupakan rekomendasi pula dari para orang tua. Ada beberapa poin yang dijual oleh sekolah kedinasan dan tidak ada di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS), dan barangkali hal itu lebih dapat diunggulkan dibandingkan beberapa hal yang akan hilang begitu kamu memasuki sekolah kedinasan.
Ya, pemantapan keputusan untuk memasuki sekolah kedinasan perlu dipertimbangkan masak-masak. Berikut ini adalah dua hal yang menjadi hal positif—dan cenderung diagung-agungkan—dari memasuki sekolah kedinasan.
- Kuliah gratis, dan
- langsung memiliki pekerjaan selepas lulus.
Kedengarannya memang menggiurkan, bukan?
Meskipun demikian, menjadikan keduanya sebagai pertimbangkan kebebasan sekolah kedinasan tidak lantas merupakan motivasi yang cukup untuk mampu memantapkan hati. Apabila terpaku pada kedua poin itu dan mengabaikan hal-hal yang akan hilang setelahnya, bisa jadi semangatmu akan mengendur begitu menjalani bulan-bulan pertama di sekolah kedinasan nanti.
Untuk menghindari hal itu, ada beberapa hal yang praktis tidak dapat dilenyapkan dari pertimbanganmu memilih sekolah kedinasan. Hal ini diungkapkan pertama kali oleh akun tanpa nama dalam menjawab pertanyaan di situs tanya-jawab Quora, “Bagaimana suka dan duka bersekolah di sekolah kedinasan?” dengan perubahan.
Kebebasan. Hal ini tampaknya sangat umum “dijual” oleh para pengkritik sekolah kedinasan—banyak sekali yang telah mewanti-wanti bahwa kebebasan adalah hal pertama yang terenggut begitu memasuki sekolah kedinasan. Hanya saja, kebebasan yang dimaksud dalam poin ini adalah kebebasan berpendapat.
Bukan berarti sekolah kedinasan tidak memberikan ruang untuk bebas berpendapat, hanya saja, akan ada rasa segan yang tumbuh dalam diri mahasiswa sekolah kedinasan terhadap kampus mereka. Lebih-lebih, apabila ingat bahwa ada sumber yang mendanai biaya pendidikan mereka sehingga mereka tidak perlu merogoh kocek sendiri. Pada permukaan, mungkin mahasiswa diperbolehkan untuk mengajukan permintaan, tetapi kenyataan di lapangan cenderung banyak yang sekadar mengiyakan dan memendam dalam hati saja.
Tips untuk mengatasinya:Alih-alih berpikir bahwa hak untuk bebas berpendapat milikmu akan ditekan, anggaplah hal ini sebagai proses pendewasaan untuk menerima kenyataan bahwa segala sesuatu tidak berjalan seperti yang kamu inginkan. Bersyukurlah bahwa masuk sekolah kedinasan adalah hal yang diimpikan oleh banyak orang, dan pendam idealismemu dengan berpikir, ini adalah pelajaran untuk menyingkirkan keserakahan dalam diri.
Keleluasaan untuk mengomentari hal-hal berbau politik atau sejenisnya. Barangkali inilah kenapa seseorang yang memberi tahu informasi ini enggan untuk menggunakan identitas asli. Mahasiswa dari sekolah kedinasan akan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) setelah lulus. Internet adalah tempat yang sangat luas, hanya dengan berbekal kelihaian mengoperasikannya, kamu dapat melacak kegiatan seseorang hanya dengan mengetikkan namanya di mesin pencari.
Barangkali, sebagai siswa SMA, hal ini belum terlintas di pikiranmu. Akan tetapi, suatu hari nanti kamu akan menemukan banyak teman-temanmu yang berani menyuarakan pendapat mereka tentang kebijakan yang dilakukan oleh pemerintahan secara terang-terangan, bahkan berapi-api. Apabila kamu mengagumi sebuah tulisan semacam itu dari temanmu, yang bisa kamu lakukan hanyalah memberi like saja. Hal itu agar rekam jejak perpolitikanmu tidak terlacak dan kamu dapat bebas dari kecurigaan bahwa hal itu akan mempengaruhi profesionalitasmu. Kalau kamu mengikuti jejak temanmu, salah-salah yang kamu lakukan itu akan menjatuhkan kariermu kelak.
Tips untuk mengatasinya: Hal itu mungkin memang buruk, tetapi kamu perlu mengubah pola pikir bahwa hal itu adalah hal yang tidak begitu buruk. Tidak memiliki pilihan untuk menumpahkan unek-unek sejak awal membuatmu belajar menahan diri untuk tidak mengungkapkan keresahanmu sesuka hati. Kamu jadi bisa belajar mengendalikan dan mengontrol emosimu.
Itu tadi adalah hal-hal yang bisa jadi menggoyahkan keputusanmu dalam memilih sekolah kedinasan. Meskipun demikian, kamu bisa membaca ulang “tips untuk mengatasinya” dan memperkuat pendirianmu untuk tetap memilih sekolah kedinasan. Secara garis besar, mungkin memang benar apabila ada kebebasan yang terenggut darimu, tetapi ingatlah bahwa ada hikmah di balik setiap peristiwa, dan ubah pola pikir dengan menganggap bahwa hal itu membantumu menjadi lebih dewasa.
Cek selalu informasi tentang sekolah kedinasan di http://sekolahkedinasan.net
Referensi:
Quora. Anonim. “Bagaimana suka dan duka bersekolah di sekolah kedinasan?”. Diakses di https://qr.ae/TWnQmR pada 25 Juli 2019.